Welcome Pontianak Centre

Jumat, 22 Oktober 2010

Proyek CWSH Perlu Komitmen Bupati


NGABANG. Proyek air bersih CWSH (Community Water Services and Health) masuk di Kabupaten Landak sejak 2006 lalu dan harus berakhir 2011 mendatang. Kelanjutan proyek ini tergantung komitmen dari Pemkab Landak.

Hal inipun bisa diukur dari kinerja, pencapaian, menyediakan dana pendamping dan memikirkan keberlanjutan proyek. “Kita bisa sama-sama melihat bagaimana komitmen Pemkab Landak untuk melanjutkan proyek tersebut.,” kata Ketua Tim Evaluasi dari Bappenas, Imam Subekti usai pertemuan dengan Bupati Adrianus Asia Sidot dan instansi terkait di pendopo, Selasa (12/10) malam.

Diungkapkan Imam, Bappenas hanya merencanakan dan menjadi tim pengarah. Sedangkan yang bertindak selaku lembaga pelaksana adalah Kementerian Kesehatan RI. Dari ekpose pelaksanaan proyek CWSH yang ada di Landak, hasilnya memang cukup baik. Itu terlihat dari cakupan sarana air bersih yang meningkat dari 31 ke 83 desa.

“Menurut saya itu merupakan peningkatan yang cukup bermakna. Kemudian, ada sekitar 10.555 kepala keluarga (KK) yang diuntungkan dengan proyek ini. Tapi dari 10.555 KK itu kita harus cek dulu ke lapangan. Kita khawatir proyek itu tidak tepat sasaran kepada masyarakat yang benar-benar miskin,” ungkap Imam..

Sementara itu, Bupati Adrianus Asia Sidot mengatakan, proyek CWSH memang mempunyai peran yang strategis. Khususnya di pedesaan. Proyek ini menyediakan sarana air bersih dan memberdayakan masyarakat, sehingga masyarakat bisa merasakan memiliki hasil kerja.

“Pola proyek CWSH yang tetap memberdayakan masyarakat patut ditiru di daerah. Dengan demikian masyarakat tidak merusak hasil proyek, karena masyarakat merasa memiliki dan ikut membangun proyek tersebut,” ujar Bupati.

Proyek CWSH mempunyai umur yang sangat panjang ketimbang yang dibangun dengan dana pemerintah. Banyak masyarakat beranggapan bahwa proyek yang dibangun dengan dana pemerintah merupakan milik pemerintah juga. “Padahal dana yang digunakan untuk membangun proyek itu berasal dari masyarakat juga. Tapi saya tetap berusaha mengubah pola pikir masyarakat yang seperti itu,” katanya.

Tuntutan masyarakat terhadap permintaan sarana air bersih di Landak berada diperingkat ke dua setelah permintaan jalan. Itu terungkap berdasarkan hasil turun lapangan yang dilakukan Bupati selama ini. “Ini dikarenakan banyak air sungai yang sudah tercemar merkuri yang disebabkan limbah Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Ini juga merupakan akibat dari ulah manusia sendiri,” ungkapnya.

Ia menambahkan, masyarakat Landak menyambut antusias proyek CWSH. Setelah proyek berjalan, tidak ada masalah yang terjadi di Landak. “Saya tetap memohon kepada pusat supaya dapat meneruskan proyek CWSH di Landak. Sebab masih banyak desa belum merasakan hasil daripada proyek tersebut,” tukas dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar