Welcome Pontianak Centre

Minggu, 24 Oktober 2010

Menjadi Pontianak Kota yang Semakin Nyaman Dihuni Ultah 239 Kota Pontianak; Kado Indah Penataan Kota



Ultah ke 239 Kota Pontianak memiliki arti tersendiri bagi warga kota ini. Kawasan PKL yang membuat kekumuhan di Jalan Tanjungpura sejak tahun 80-an itu kini telah bersih. Penataan segera dimulai. Pelebaran jalan dan perbaikan draenase akan dilakukan. Pontianak diharapkan menjelma menjadi kota yang semakin nyaman dihuni.

KADO istemewa diberikan Pemerintahan Kota Pontianak. Tepat hari ulang tahun, kawasan Jalan Tanjungpura bebas dari pedangang kaki lima. Para pedagang menempati area baru yang lebih representatif di Pasar Cempaka, Komplek Nusa Indah.Kawasan Jalan Tanjungpura merupakan suatu kesatuan penataan yang dilakukan Pemkot Pontianak untuk mejadikan Tamun Alun Kapuas sebagai jantung kota. Pembangunan telah dimulai sejak 1994. Pada 2007, Pemerintah Kota Pontianak mulai melakuan pembangunan Taman Alun Kapuas skala besar. Konsep yang diusung yaitu menjadikan Taman Alun Kapuas sebagai waterfront Kota Pontianak. Di sana sebagai tempat warga berkumpul. Seperti jantung atau pintu gerbang Kota Pontianak. “Jadi nomor dua setelah Tugu Khatulistiwa. Lahannya diperluas menjadi empat hektar,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.

Pembangunan dilanjutkan pada tahun ini dengan anggaran Rp5 miliar dari dana penguatan desentralisasi fiscal. Dana ini digunakan untuk penataan seluruhnya seperti memindahkan balai prajurit, membongkar restoran Lancang Kuning, reklamasi, pengurukan, dan menjadikan lokasi tersebut sebagai ruang terbuka hijau. Diperoleh juga dana dari APBD untuk membantu pembangunan sekitar Rp200 juta. “Itu belum selesai. Sampai sempurna dibutuhkan dana sekitar Rp25 miliar. Saat ini yang sudah dikeluarkan sekitar Rp9 miliar. Diperkirakan selesai pada 2013,” ungkap Edi.
Sejalan dengan penataan Taman Alun Kapuas, Jalan Paralel H Rais Abdurrahmen Saleh juga dilakukan. Sepanjang jalan ini nantinya hanya memiliki tujuh jembatan dengan kontruksi beton tanpa tiang di tengah. Konstruksi dirancang untuk memberi kemudahan bagi angkutan air, seperti motor air, sampan untuk lewat dibawah jembatan yang dibangun.
Pembangunan jalan paralel Sungai Jawi diperkirakan selesai dalam waktu empat tahun. Untuk tahap awal tahun 2010, rencananya dimulai dari persimpangan Jalan Suwignyo-Gusti Hamzah, panjang jalan paralel yang akan dibangun 90 meter, lebar 6 meter, satu buah jembatan dan satu koker. Sedangkan untuk persimpangan Jalan Bukit Barisan-Bukit Gading akan dibangun jalan paralel sepanjang 90 meter, lebar 6 meter. Sedangkan penataan kawasan Jalan Tanjungpura dimulai tahun depan. Pelebaran dan perbaikan drainase diharapkan membuat kawasan perdagangan dan perkantoran ini terhindar dari kemacetan dan banjir. Pengembangan pembangunan tersebut disambut baik masyarakat. Sabaruddin, salah satu warga Jalan HM Suwignyo RT 01 RW XV ini sangat apresiasi terhadap perubahan pembangunan di Kota Pontianak.
“Ini merupakan kado indah. Meskipun ”gaungnya” tak semeriah tahun lalu, namun beberapa perencanaan pembangunan tersebut membawa dampak perubahan terhadap kota,” ujar pria yang akrab di sapa Udin tersebut.
Ayah dua anak ini mengungkapkan, pembangunan tersebut sangat dirasakan bagi masyarakat. Pembangunan jalan paralel Sungai Jawi contohnya, menurut dia jalan tersebut dapat mengurangi kemacetan di jalur padat kawasan Sungai Jawi, seperti Jalan Sultan Hasanudin dari Geretak I, hingga batas Kota Pontianak dan Kecamatan Sungai Kakap. Dengan adanya jalan paralel, otomatis jembatan-jembatan atau geretak di sepanjang parit yang membatasi Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Barat, sampai ke batas Kota Pontianak dapat dikurangi. Sehingga mengurangi dampak banjir di kota Pontianak. Disamping itu, konstruksi yang dirancang pemerintah dapat memberi kemudahan bagi angkutan air, seperti motor air dan sampan untuk lewat di bawah jembatan.

Warga Kota Pontianak lainnya, Novi Hidayat, mengatakan pembangunan tersebut merupakan kepedulian Pemkot terhadap pembangunan di Kota Pontianak. Sebab selain memberikan kemudahan terhadap masyarakat, juga memberikan keindashan terhadap Kota Pontianak. Terutama untuk wilayah Jalan Tanjungpura, dimana selama ini PKL memenuhi trotoar, terutama sekitaran Pasar Sudirman.
”Baru kali ini melihat kawasan tersebut tidak kumuh. Lain dengan sebelum dibongkar, terkesan sumpek dan sesak. Apalagi kalau sudah hari libur. Lebih parah menjelang lebaran, suasananya benar-benar ramai serta padat. Ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa yang dilakukan Pemkot,” ungkapnya.Lain halnya dengan Linda. Dia lebih memfokuskan kepada pembangunan Taman Alun-alun Kapuas. Dengan penataan yang dilakukan pemerintah, menurut warga Pontianak Utara tersebut, membuat taman kota itu menjadi lebih indah. Sehingga dapat menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Kota Pontianak, disamping menjadi tempat tujuan wisata yang murah dan efisien sebab lokasinya di tengah kota.

”Saya biasanya membawa keluarga ke Taman Alun-alun Kapuas. Sebab di sana cukup menyajikan hiburan yang murah bagi kami warga biasa. Kalau ke mal kami tak mampu, jadi cukup jalan-jalan ke sana saja,” kata dia, sambil tersenyum.Namun ibu dua anak ini mengimbau kepada Pemkot, agar menertibkan pedagang kaki lima di kawasan tersebut dengan melakukan penataan yang sesuai, sehingga enak dipandang oleh pengunjung. ”Pemkot tidak bisa menghilangkan mereka, sebab namanya orang cari rezeki. Lagian sebagian besar diantara mereka sudah lama berjualan. Namun bisa dicarikan solusi berupa pembangunan toko yang rapi, sehingga menjadi lebih sedap dipandang mata. Disamping itu, patroli di wilayah itu saya rasa juga perlu, sehingga keamanan dapat terjaga,” tandas dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar