Welcome Pontianak Centre

Jumat, 22 Oktober 2010

Retakan Pembangunan SMP Satu Atap


NANGA PINOH. Untuk mempercepat penuntasan wajib belajar 9 tahun, setiap daerah terpencil yang berada di kecamatan pedalaman mesti dibuat SD-SMP Satu Atap. Langkah ini dianggap bijak, sebagai efisiensi anggaran.

Karena pada umumnya SMPN tidak ada di kawasan terpencil dan terisolir. Hendaknya pembangunan SD juga diikuti SMP pada satu kawasan, agar menjadi sekolah terpadu.

Dikarenakan jumlah lulusan SD di daerah tersebut pada umumnya relatif sedikit, maka pembangunan Unit Sekolah Baru SMP dipandang tidak efisien. “Di lain pihak, daerah itu merupakan daerah-daerah dimana Angka Partisipasi Kasar (APK, red) SMP masih rendah. Tapi disisi lain, kawasan itu merupakan lokasi tempat anak-anak yang belum memperoleh layanan pendidikan SMP atau yang sederajat. Salah satu cara yang dilakukan yakni dengan membuat SD-SMP Satu atap tadi,” kata salah seorang pendiri SD Swasta di Kecamatan Ell, Saiful Bahri, Kamis (14/10).

Salah satu cara yang bisa dilakukan pada daerah terpencil, yakni dengan mendekatkan SMP ke lokasi konsentrasi anak-anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan SMP tersebut. Seperti dengan mengembangkan pendidikan dasar terpadu di SD yang sudah ada atau bisa disebut sebagai SD-SMP Satu Atap.

Pengembangan pendidikan dasar terpadu ini menyatukan lokasi SMP dan lokasi SD dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya sarana dan prasarana yang ada pada SD yang telah ada tersebut. “Di daerah terpencil, terpencar dan terisolir di Melawi belum dibangun dan dilaksanakan secara efisien dan menyeluruh,” paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar