SINGKAWANG – Empat dari belasan pemuda tak jelas yang berkeliaran di Kota Singkawang diamankan oleh Satuan Polisi Pamong Praja, Selasa (26/10) pagi. Pemuda berusia antara 18-24 tahun yang berpakaian nyentrik ala Punk ini, berkeliaran dengan tujuan tak jelas, tanpa membawa identitas.
Juga tak punya uang sepeserpun. Tidurnya juga semaunya. “Kita mendapatkan laporan dari masyarakat dan ketua RT, bahwa ada banyak anak-anak luar Singkawang yang berkeliaran di Kota Singkawang ini. Kehadiran mereka kerap mengganggu ketertiban. Maka dari itu kita tertibkan mereka. Sebenarnya ada belasan orang, kita dapat empat orang.
Sedangkan yang lainnya kabur,” kata Kepala Sat Pol PP Singkawang, Karyadi kepada Pontianak Post kemarin (26/10). Tim yang dipimpin oleh Kasi Ops dan Pembinaan Sat Pol PP Singkawang, Usman BS itu menyisir kawasan Jalan Diponegoro, Bambang Ismoyo, Hermansyah, Tsjafioeddin, serta beberapa kawasan lainnya, yang dilaporkan masyarakat, menjadi tempat nongkrongnya para pemuda ini.
“Mereka ini biasanya konsentrasi di Jalan Diponegoro, dan biasanya anak-anak sekolah pun takut karena mereka ini tak jarang berbaring terlentang di jalanan. Pejalan kaki juga kerap resah,” kata Karyadi. Setelah diamankan empat pemuda ini digiring ke markas Sat Pol PP Kota Singkawang. Berdasarkan pengakuan mereka, kata Karyadi, para pemuda ini mengaku berasal dari Sanggau Kapuas. Dari tiga orang itu, hanya satu saja yang memiliki identitas.
“Sudah tidak ada identitas, mereka juga tak punya uang sepeserpun. Tidurnya pun seenak mereka,” kata Karyadi. Menurut Karyadi, selain keberadaan para pemuda ini mengganggu anak-anak yang berangkat sekolah, Sat Pol PP Singkawang, juga berupaya meredam agar terjadi hal-hal yang tak diinginkan. “Ketika ditanya mereka tidak tahu mau apa di Singkawang. Yang penting tujuannya hanya happy-happy dan jalan-jalan saja.
Mereka ini sudah beberapa hari di Singkawang,” terangnya. Menurut Karyadi, para pemuda ini mengaku tidak memikirkan lagi masa depan mereka. Pada prinsipnya mereka hanya untuk bersenang-senang. “Komunikasi dengan keluarganya juga sudah lama tidak dibina,” katanya. Selain itu Sat Pol PP juga menemukan berkas yang dijadikan alasan para kawanan pemuda ini, untuk meminta sumbangan.
“Setelah kita cek, ternyata tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya. Para pemuda itu, kemudian membuat surat pernyataan dan diberikan arahan oleh Sat Pol PP Singkawang, untuk tidak mengulangi perbuatannya berkunjung tanpa tujuan yang jelas. Dan mereka juga sudah dipulangkan ke daerah asalnya. “Kita mendukung Singkawang sebagai kota pariwisata, makanya jangan sampai ada kesan kumuh dan tidak tertib,” katanya.
Kasat Pol PP mengimbau kepada masyarakat, tokoh masyarakat, instansi lintas sektoral, ketua RT, agar bisa bersama-sama membina generasi muda. “Ini tidak boleh dibiarkan, karena bagaimanapun juga kita harus membina anak-anak muda kita yang potensial,” ujar Karyadi.
Dalam kesempatan kemarin, Sat Pol PP juga memonitor pelajar-pelajar bolos yang main di warung internet (warnet) pada jam sekolah. Hasilnya? “Alhamdulillah sudah bagus, tidak ada yang bolos. Ini berkat peran Diknas Singkawang yang memberikan imbauan kepada pihak sekolah, dan Dishubkominfo yang memberikan imbauan ke warnet untuk tidak menerima pelajar bermain pada jam sekolah,” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar