SAMBAS – Aktivis mahasiswa menilai program pengelolaan potensi pariwisata Kabupaten Sambas belum maksimal. Sekjend Aliansi Mahasiswa Kabupaten Sambas Nasaruddin, kemarin, mengatakan sudah dua periode Bumi Terigas dipimpin Burhanuddin A Rasyid tetapi tidak ada perkembangan berarti.“Bila dilakukan evaluasi, kinerja yang dihasilkan tidak ada. Sejak awal menjabat hingga sekarang Sambas tetap sama saja, tak begitu banyak perubahan yang dilakukan,” katanya.Ia menyebutkan potensi pariwisata begitu lengkap di Kabupaten Sambas. Sebutnya, cukup banyak lokasi wisata alam seperti gunung, pantai dan danau hingga wisata sejarah (istana, museum perjuangan dan berbagai peninggalan sejarah lainnya).“Namun yang menjadi permasalahan, sejak pisah dari Singkawang dan Bengkayang, potensi wisata tersebut minim pengelolaan. Mulai dari pantai yang biasa-biasa saja, hingga peninggalan sejarah yang tampak tak terurus,” ungkap Nasaruddin.
Mahasiswa STAIN Pontianak ini mengemukakan katakanlah istana sudah ditata sedemikian menarik walaupun kenyataannya tampak tak terurus. Dikatakannya, masih banyak peninggalan sejarah yang terbengkalai. “Salah satunya museum perjuangan tak dipedulikan, hingga rusak di sana-sini. Belum lagi tempat bersejarah lain di luar Kota Sambas. Misalnya bekas kapal perang Inggris yang karam di Sebatu, Benteng di Kalangbau Jawai, Tugu Peringatan Pembantaian Jepang dan Makam Obos di Pemangkat,” paparnya.Nasaruddin mengatakan hal ini tentu saja menjadi sebuah permasalahan besar. Tegasnya, apa yang sebenarnya dilakukan oleh mereka yang ditempatkan di dinas terkait dan diberi gaji tersebut.
“Sungguh ironi hak pegawai diberikan setiap waktunya tiba. Tetapi kewajiban yang harusnya mereka laksanakan demi mendapatkan gaji tak tampak sama sekali,” ujarnya.Ia mengharapkan pemimpin daerah ini ke depan memperhatikan potensi pariwisata untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan perekonomian daerah. “Karena andalan sumber pendapatan daerah ke depan hanyalah pariwisata selain sumber daya alam,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar