Pontianak berusia 239 tahun, Sabtu (23/10). Semakin tua usia, semakin banyak harapan masyarakat. Banyak permasalahan yang diharapkan terselesaikan. Diantaranya jalan, air bersih, listrik, drainase, sektor pendidikan, pengangguran, kesehatan, dan kemiskinan.
23 Oktober 1771, bertepatan dengan 24 Rajab 1181 Hijriah. Rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas. Mereka mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Kemudian, tempat ini diberi nama Pontianak.Pada 23 Oktober 2010, Pontianak berusia 239 tahun. Banyak perubahan yang terjadi. Berbagai pembangunan dilakukan. Pontianak pun berubah menjadi kawasan perkotaan. Namun, pada usia yang lebih dua abad, masih banyak hal yang perlu dibenahi di Pontianak.Berbagai pendapat dan keluhan dilontarkan warga. Salah satunya Apriyanti (34), warga Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo. Ibu dua anak ini mengeluhkan pelayanan air bersih yang ada. “Hidup itu butuh air. Sebab tidak ada sungai dekat rumah saya. Tetapi air bersih PDAM sering tidak mengalir. Hal ini menyulitkan kita,” kata Apriyanti.
Ia berharap dengan semakin tuanya usia Pontianak, pemerintah bisa menentukan skala prioritas bagi warganya. “Saya inginnya air bersih lancar,” ujarnya.Keluhan lain berada pada sektor infrastruktur jalan. Seperti diungkapkan Budi, pegawai perusahaan swasta bidang asuransi ini. Ia berharap pemerintah bisa memperbaiki jalan yang rusak. Salah satunya Jalan Imam Bonjol Pontianak. Kondisi jalan yang tidak rata beberapa kali menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. “Kemarin itu katanya rusak karena proyek pipa PDAM. Kalau memang begitu, ya tolong dibetulkan. Sebab itu proyek kan pemerintah juga punya kerja,” ujarnya.Harapan dilontarkan Astuti (38), ibu rumah tangga. Ia berharap pemerintah setempat bisa menyediakan pendidikan gratis hingga sekolah menengah atas bagi anaknya. “Saya ini dibilang miskin tidak juga. Kaya juga tidak. Sedang-sedang saja. Tapi biasanya kalau mau masukan anak SMA cukup susah juga rasanya. Biasanya yang dikeluarkan banyak,” ungkapnya.
Astuti juga berharap pemkot bisa menyediakan lapangan kerja bagi warganya. “Bukan apa, banyak juga di daerah saya ini yang menganggur. Padahal lulusan SMU, bahkan ada yang kuliah,” kata warga Jalan Komyos Sudarso ini.Permasalahan lain juga muncul ketika hujan deras. Beberapa kawasan terendam banjir. “Kalau pakai mobil mungkin tidak masalah. Tapi bagi kita yang menggunakan motor, cukup buat susah,” ujar Aji, warga Jalan Paris II Pontianak. Ia berharap kedepannya Pemerintah Kota Pontianak bisa membuat terobosan untuk mengantisipasi banjir di wilayahnya. “Memang Pontianak berada di wilayah rendah. Tetapi pasti ada solusi untuk mengatasi banjir ketika hujan deras,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar